Setelah kami melanjutkan perjalanan, dan tak lama kemudian mobil didepan kami dari arah Nabire semua berhenti dengan alasan adanya orang mabuk dan memalang jalan. Setelah menunggu cukup lama, kami memberanikan diri untuk melewatinya pelan-pelan, ternyata ditempat tersebut tidak ada palang dan tidak ada orang mabuk, dan kami pun melanjutkan perjalanan. Ketika hampir sampai di Kilo 100, kami mencium bau kampas rem yang terbakar dari mobil orang lain yang berada di depan kita. Tak lama kemudian mobil yang berada di depan tersebut mengalami kecelakaan karena rem blong, sehingga mobil as rodanya patah dan terguling. Mobil kami pun langsung berhenti dan menolong mereka, dan dalam kejadian tersebut untungnya tidak terdapat korban jiwa. Setelah semua baik-baik saja kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kilo 100 untuk beristirahat.
Mobil yang terbalik karena kecelakaan
Pada saat kecelakaan mobil berada di tengah jalan
Proses mendorong mobil agar tidak menghalangi jalan
Korban kecelakaan mobil terbalik
Rest Area di Kilo 100
Setelah selesai istirahat di Kilo 100, kami pun melanjutkan perjalanan lagi ke Paniai. Dalam perjalanan ketika keluar dari Moanemani (Ibukota Kab. Dogiyai), kami kembali mendapat palang lagi, tetapi kami berhasil lolos dan tidak kena bayaran. Sekitar Pukul 21:00 WIT kami sampai di Enarotali (Ibukota Kabupaten Paniai), sesampainya disana kami langsung beristirahat untuk melanjutkan perjalanan dari Enarotali (Paniai) ke Timika (Ibukota Kab. Mimika) dengan menggunakan pesawat Trigana Air.
Perjalanan Nabire-Paniai beberapa kali harus menyeberangi sungai
Keesokan harinya Senin, 8 Juli 2012 kami bersiap-siap untuk perjalanan dari Enarotali-Timika, pada saat itu biaya pesawat dari Enarotali-Timika dengan harga Rp. 1.600.000/orang. Pada saat pesawat mau turun di Enarotali semua personil TNI-AU dengan bersenjata lengkap segera mengamankan landasan bandara dengan alasan untuk keamanan. Sekitar pukul 10:00 WIT pesawat Trigana Air mendarat di bandara Enarotali. Setelah semua penumpang turun, kami pun di panggil satu persatu untuk naik ke pesawat. Sekitar pukul 10:30 WIT pesawat berangkat, waktu tempuh antara Enarotali-Timika kurang lebih sekitar 50 menit. Setelah sampai Timika, ternyata jarak antara Enarotali-Timika tidak lebih dari 100 Km jika ditarik garis lurus dengan menggunakan GPS. Bisa dibayangkan dengan jarak kurang 100 Km cukup mahal dengan harga tiket pesawat 1,6 juta, karena jalur darat antara Enarotali-Timika belum dapat ditembus, maka tidak ada pilihan lagi selain menggunakan jalur udara.
Burung Nuri salah satu burung endemik Papua
Burung Nuri yang sudah mulai jinak
Pada saat menunggu pesawat di bandara Enarotali
Pesawat yang mendarat di bandara Enarotali dengan penjagaan TNI-AU
Pesawat Trigana Air
Dalam perjalanan, apapun tujuan dan pilihannya yang terpenting adalah kita masih diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Tuhan selalu senantiasa memberikan kelancaran dan keselamatan bagi kita semua. Amiieeennnn ya Allah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar